Langkau ke kandungan utama

Lelaki Ahli Syurga




Lelaki Ahli Syurga..

* Khusuk dalam sholat-nya.
* Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.
* Menjaga kemaluan-nya, kecuali kepada isteri-isterinya.
* Adil kepada keluarganya.
* Ahli shaum dan selalu menunaikan zakat.
* Senantiasa menundukkan pandangan.
* Bersih aqidah-nya, sehat rohani-nya.
* Benar dalam ibadah-nya.
* Jiwa-nya senantiasa bersungguh-sungguh.
* Mampu berusaha mencari nafkah.
* Bermanfaat bagi orang lain.
* Senantiasa siap menolong.
* Selalu yakin dalam setiap tindakan-nya
* Berfikir positif dan membangun.
* Rendah hati (tawadhu)
* Selalu menghindari perkara yang samar-samar (syubhat).
* Pemaaf dan lapang dada.
* Bersikap keras dan tegas terhadap kekafiran
* Efisien dalam memanfaatkan waktu.
* Istiqomah dalam kebenaran.

Kisah Teladan.. Lelaki Ahli Syurga.


Anas Ibn Malik r.a. mengisahkan bahwa kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Beliau bersabda “Akan berlalu saat ini seorang ahli surga.” Saat itu juga seorang sahabat dari Anshar muncul sambil mengusap jenggot menghilangkan bekas wudhu. Tangan kirinya menenteng sandal. Keesokan harinya Rasulullah saw. Kembali mengatakan hal yang sama dan muncul sahabat Anshar itu. Di hari ketiga Rasulullah saw berkata seperti yang ucapkan sebelumnya. Dan, masih sahabat itu juga yang datang.

Ketika Rasulullah beranjak pergi, sahabat Abdullah ibnu Umar membuntuti orang itu. Ia berkata, “Aku berselisih dengan ayahku. Aku bersumpah takkan tinggal bersamanya selama tiga hari. Jika kau izinkan, bolehkah aku tinggal bersamamu selama itu?” Sahabat itu menjawab, “Baiklah.”

Abdullah ibnu Umar bercerita bahwa ia tinggal bersama sahabat itu selama tiga hari. Tapi tak melihatnya bangun tengah malam beribadah, kecuali ketika bangun ia selalu berdoa dan bertakbir hingga menjelang shalat subuh. Abdulah berkata, “ Aku hanya mendengar ia selalu mengucapkan kebaikan.

Selama tiga malam itu, hampir saja aku meremehkan semua hal yang ia lakukan. Akhirnya kuputuskan untuk bertanya padanya, “Wahai hamba Allah, sebenarnya tak pernah terjadi perselisihan antara aku dan ayahku, tapi aku mendengar Rasulullah saw. Berkata sebanyak tiga kali “Saat ini akan berlalu seorang ahli surga.” Aku perhatikan ternyata kamulah orangnya. Aku lantas bermaksud tinggal bersamamu untuk mengetahui lebih dekat semua yang kamu lakukan. Tapi sampai saat ini aku tak melihat kamu melakukan sesuatu yang besar dan berharga. Aku bertanya-tanya apa yang menyebabkan Rasulullah saw. Mengatakan demikian.’”
Sahabat itu menjawab, “Diriku hanyalah seperti yang kau lihat.”

Setelah mendengar jawabanya, aku beranjak pergi meninggalkannya. Selang beberapa langkah, ia kembali berkata kepadaku, “Diriku hanyalah seperti yang kau lihat, tapi tak pernah terbetik dalam hatiku, perasaan dengki terhadap muslim lainnya atau iri terhadap anugerah yang Allah berikan kepada mereka.” Abdullah ibnu Umar menimpali, “ini dia yang menyebabkan kamu menjadi ahli surga.” (Hadist Riwayat Ahmad dengan sanad menurut syarat Bukhari, Muslim, dan Nasa’i).

Hilangnya dengki balasannya adalah surga.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Hati-Hati Pengguna Bahan Penambah Perisa Makanan

HATI-HATI PENGGUNA BAHAN PENAMBAH PERISA MAKANAN Allah sudah memberi petunjuk melalui utusanNya, Nabi Muhammad dalam Al Quran, mengenai keperluan pokok manusia berupa makanan. Dia Subhanahu wa Ta'ala telah menentukan kaedah cara hidup sihat dengan memerintahkan agar manusia memilih makanan yang baik dan halal, seperti yang dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 168: ياأيها الناس كلوا مما في الأرض حلالا طيبا "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi" Kita semestinya bersyukur atas panduan ini. Sudah jelas, Allah mengarahkan kepada yang terbaik, tidak akan menjerumuskan umatNya. Manusia itu sendiri yang benar-benar lalai dan mengikuti hawa nafsu. Bergesernya pola hidup manusia yang cenderung konsumtif, ingin serba mudah, lebih segera, yang penting enak dirasa oleh lidah tanpa memikirkan kesan-kesan buruk yang bakal muncul dari kebiasaan yang keliru. Tanpa disedari, makanan yang lazat dinikmati, akhirnya meros...

Hukum Mengambil Gaji Tanpa Bekerja

HUKUM MENGAMBIL GAJI TANPA BEKERJA Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Soalan Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: Saya pekerja di suatu instansi pemerintah, kadang-kadang kami dibayar upah lembur dari kantor kami tanpa menugaskan kami dengan pekerjaan di luar jam kerja dan tanpa kehadiran kami di pejabat. Mereka menganggapnya sebagai insentif pekerja di luar jam kerja, padahal pimpinan instansimengetahui dan mengakuinya. Kami mohon penjelasan, semoga Allah memberi anda kebaikan. Adakah boleh mengambil wang tersebut? Jika tidak boleh, apa yang harus saya perbuat dengan wang-wang yang telah saya terima dahulu yang telah saya pergunakan. Smoga Allah membalas anda denan kebaikan. Jawapan Jika kenyataannya seperti yang anda sebutkan, maka itu suatu kemungkaran, tidak boleh dilakukan, bahkan merupakan pengkhianatan. Yang harus dilakukan adalah mengembalikan wang yang telah anda terima dengan cara seperti itu ke bendahara negara. Jika tidak bisa, maka hendaklah anda menye...

Hukum Menggunkan Kemudahan/Peralatan Kerajaan @ Pejabat Untuk Kepentingan Peribadi

HUKUM MENGGUNAKAN KEMUDAHAN KERAJAAN /PEJABAT UNTUK KEPENTINGAN PERIBADI Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Soalan Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: Bagaimana hukum menggunakan kemudahan kerajaan yang kecil-kecil yang terdapat di pejabat untuk keperluan peribadi, seperti pena, sampul surat, penggaris dan sebagainya? Semoga Allah memberikan anda kebaikan Jawapan Menggunakan peralatan negara yang ada di pejabat-pejabat kerajaan untuk keperluan peribadi hukumnya haram, kerana perbuatan ini bertentangan dengan amanat yang telah diperintahkan Allah untuk dipelihara, kecuali hal-hal yang tidak merugikan, seperti penggunaan pembaris, hal seperti ini tidak berpengaruh dan tidak merugikan. Adapun menggunakan pena, kertas, mesin taip, mesin photo copy dan sejenisnya untuk keperluan-keperluan peribadi, maka hukumnya tidak boleh kerana itu semua merupakan milik kerajaan [Fatawa Lil Muwazhzhafin wal Ummal, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 31-32] MENGGUNAKAN MOBIL DINAS UNTUK KEPERLUAN...