SUAMI BERBUAT ZINA DI LUAR NEGERI APAKAH MENJADI PENYEBAB ISTRI DICERAI ?
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Soalan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya: Sering kita mendengar banyak diantara pemuda yang telah berkahwin pergi ke luar negeri dan melakukan perbuatan zina di sana.Adakah isteri-isteri mereka tereceraikan?
Jawapan
Isteri-isteri tidak terceraikan akibat suami mereka berbuat zina, tetapi para suami perlu berhati-hati dalam perjalanan dan hendaknya menghindar dari segala macam perbuatan yang mengarah kepada perzinaan serta selalu bertakwa kepada Allah dalam menjaga kehormatannya dari segala yang diharamkan, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Ertinya: Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk "[Al-Isra: 32]
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Ertinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain berserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, nescaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh, maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani "[Al-Furqan: 68-70]
Dua ayat diatas menunjukkan haramnya mendekati zina dan mendekati apa saja yang menjadi penyebab zina. Ayat kedua menunjukkan bahawa akan dilipatgandakan azab bagi orang yang menyekutukan Allah, membunuh secara tidak benar dan berzina. Dan ayat ini menunjukan bahawa zina adalah dosa besar yang pelakunya kekal di dalam neraka. Akan tetapi menurut akidah Ahli Sunnah wal Jama'ah jika penzina dan pembunuh yang tidak meyakini halalnya perbuatan tersebut, maka kekelannya ada batasnya. Ini berdasarkan hadis Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Ertinya: Tidaklah penzina berbuat zina sementara dia beriman, dan tidaklah pencuri mencuri sementara dia beriman dan tidaklah peminum meminum khamr sementara dia beriman" [Muttafaq 'Alaih]
Hadits diatas meniadakan iman pencuri dan penzina dan pemabuk pada saat mereka melakkan perbuatannya, ertinya adalah penafian kesempurnaan iman mereka. Disebabkan iman yang tida sempurna sehingga mereka terjerumus ke dalam dosa besar tersebut.
[Kitab Fatawa Dakwah wa Fatawa Syaikh bin Baz 2 / 246]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, Fatwa-Fatwa Tentang Wanita-2, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan, Penerjemah Zaenal Abidin Syamsudin Lc, Penerbit Darul Haq]
Ulasan
Catat Ulasan