Langkau ke kandungan utama

Adat Yang Digiatkan Pada Bulan Ramadhan







KOREKSI TERHADAP SEBAGIAN ADAT YANG DIGIATKAN PADA BULAN RAMADHAN



Oleh
Muhammad Dahri


Ada beberapa kebiasaan yang selalu dilakukan oleh sebahagian kaum muslimin, berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan. Kebiasaan yang dianggap ta'abbud atau taqarrub kepada Allah, atau sikap gembira dan syukur, atau sekadar ikut-ikutan. Padahal menurut keterangan para ahlul ilmi tidaklah demikian. Bahkan menyalahi sunnah (ajaran) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang paling menonjol dari kebiasaan tersebut, di antaranya sebagai berikut.

KEBIASAAN meledakkan petasan (mercon)
Kebiasaan ini dilakukan tanpa mengenal waktu, malam atau siang, waktu kerja atau waktu rehat. Juga tidak mengenal tempat, di halaman rumah tetangga, halaman masjid, di jalanan dan di tempat-tempat umum yang lain. Yang jelas, pada umumnya dilakukan sesuai keinginan pelakunya; bila-bila masa, di mana sahaja, orang lain merasa terganggu atau merasa senang, hal itu tidak dipertimbangkan lagi.

Pada bulan Ramadhan, khususnya pada awal-awal bulan, sering kita jumpai letupan petasan yang sangat berlebih-lebihan. Diantaranya dalam bentuk berikut ini:

a. Pada waktu pagi, ketika masih agak gelap (sesudah solat subuh). Banyak remaja putra dan putri (dan kadang-kadang ada orang dewasa dan yang sudah berumur tua) dari kaum muslimin, secara beramai-ramai memenuhi jalanan umum. Mereka meletupkan banyak jenis petasan, tanpa menghiraukan orang-orang yang lewat. Bahkan banyak diantara mereka yang memang sengaja ingin memeranjatkan atau menakut-nakutkan orang yang lewat; termasuk pengendara motor atau pejalan kaki. Ada juga letupan dalam bentuk lain, iaitu dengan cara bergantian melemparkan petasan ke arah kumpulan lain, seperti halnya orang berperang. Ini dilakukan tanpa menghiraukan ketenteraman awam jalanan, keselamatan, keselesaan serta ketenteraman persekitaran dan warga.

b. Diantaranya banyak yang sengaja menyiapkan petasan di jalanan. Jika mengetahui ada pengendara atau pejalan kaki yang lewat, lalu diledakkanlah petasan yang sudah disiapkan tadi, sehingga yang lewatpun terkejut. Mereka kemudian tertawa, dan bahkan mengejeknya kerana orang yang lewat tersebut terkejut.

c. Ada yang meledakkan petasan di dekat masjid, saat orang-orang di dalam masjid sedang sembahyang berjemaah. Seperti waktu solat tarawih, solat Zohor dan solat yang lain.Peledakan ini sangat mengganggu konsentrasi dan kekhusyukan orang-orang yang sedang solat.

d. Di banyak persekitaran, anak-anak dibiarkan meledakkan petasan di sembarang tempat dan masa, tanpa mengira keadaan tetangga dan warga. Padahal diantara tetangga tersebut ada yang mempunyai bayi yang baru lahir, atau masih kecil, yang cenderung kaget dengan letupan petasan seperti ini, begitu juga warga yang memerlukan rehat.

TINJAUAN HUKUM
Untuk mengetahui halal atau haramnya hukum petasan ini, maka kita harus meninjau beberapa landasan umum yang digunakan oleh ulama (ahlul ilmi) dan kesan negatif yang lain dalam menetapkan banyak undang-undang. Diataranya:

Pertama. Bahawa harta yang kita miliki merupakan nikmat dan amanat yang akan dipertanggung jawabkan, dari mana diperolehnya dan untuk apa dipergunakan, seperti firman Allah dalam At Takathur ayat 8:

ثم لتسئلن يومئذ عن النعيم

"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu (hari akhir) tentang segala nikmat".

Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadis:

لا تزول قدم ابن آدم يوم القيامة عند ربه حتى يسأل عن خمس عن عمره فيم أفناه وعن شبابه فيم أبلاه وماله من أين اكتسبه وفيما أنفقه وماذا عمل فيما علم

"Tidak lolos anak cucu Adam dari pemeriksaan pada hari kiamat di sisi Tuhan mereka, sampai ia ditanyai tentang lima perkara. (1) Tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, (2) Tentang masa mudanya, untuk apa ia pakai. (3) Hartanya, dari mana ia peroleh /. (4) Di mana dan bagaimana ia mepergunakannya. (5) Dan apa yang ia amalkan dari ilmu yang diketahuinya ".

Jadi setiap muslim tidak boleh semaunya membelanjakan hartanya, kecuali pada hal-hal yang dibolehkan oleh syara '. Sedangkan membelanjakan harta untuk petasan, maka sudah nyata merupakan pelanggaran syar'i, berdasarkan tinjauan prinsip dan landasan yang disebutkan berikut ini.

Kedua. Menggangu kaum muslimin, tetangga (warga), termasuk mengganggu dengan meledakkan petasan, hukumnya haram. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat 58:

والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير مااكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka menanggung kebohongan dan dosa yang nyata".

Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده

"Orang muslim itu ialah yang dimana kaum muslimin terbebas dari gangguan lidah dan gangguan tangannya". [Muttafaqun alaih]

Dan dalam hadis lain, baginda bersabda,

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره

"Sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya". [HR Bukhari]

Ketiga: Menggangu orang di jalanan, hukumnya haram. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إياكم والجلوس في الطرقات فقالوا ما لنا بد إنما هي مجالسنا نتحدث فيها قال فإذا أبيتم إلا المجالس فأعطوا الطريق حقها قالوا وما حق الطريق قال غض البصر وكف الأذى ورد السلام وأمر بالمعروف ونهي عن المنكر

"Janganlah kamu duduk di jalan. Maka para sahabat bertanya," Wahai Rasulullah, mengapa mesti mencegah kami duduk di jalan. Kami hanya bicara. "Maka Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda," Jika kamu masih tetap ingin duduk (di jalan), maka jagalah hak jalan. "Mereka bertanya," Apakah hak jalan itu, wahai Rasulullah? "Beliau menjawab," Menjaga pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, amar ma'ruf dan nahi mungkar. " [HR Bukhari, Muslim dan Ahmad]

Dalam hadis ini terdapat larangan mengganggu di jalanan, serta larangan yang sengaja melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan. Tentunya, yang termasuk dalam hal ini, ialah larangan meledakan petasan. Kerana suara dan baunya sangat mengganggu.

Keempat: Dengan keterangan di atas, maka jelaslah, membelanjakan wang (harta) untuk petasan, termasuk perbuatan menghambur-hamburkan harta secara boros. Allah berfirman dalam surah Al Isra 'ayat 26-27:

وءات ذا القربي حقه والمسكين وابن السبيل ولاتبذر تبذيرا; إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين وكان الشيطان لربه كفورا

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesunguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya".

Kelima: Ada ulama atau tokoh yang melontarkan, bahawa kebiasaan bergembira dengan permainan-permainan api merupakan adat kebiasaan orang-orang yang kafir. Adapun kita (kaum muslimin), diperintahkan agar tidak bertasyabbuh (menyerupai) mereka. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من تشبه بقوم فهو منهم

"Sesiapa yang meniru-niru suatu kaum, maka ia masuk ke golongan mereka". [HR Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban]

Demikian ini diantara alasan yang dapat dijadikan landasan untuk menilai baik-tidaknya petasan. Bisa juga kita tambah, bahawa maraknya letupan petasan di kalangan anak-anak muslim menimbulkan penilaian yang negatif dari kalangan non muslim. Kerana mereka pun-automatik-ikut terganggu dengan letupan yang terjadi di mana-mana dan terjadi bila-bila masa. Wallahu a'lam.

TABARRUJ DAN Ikhtilath YANG MARAK
Hal ini kelihatan agak sering berlaku:
a. Saat selesai solat Subuh. Iaitu banyaknya anak muda muslim dan muslimah yang berkeliaran di jalanan dengan bercampur baur (ikhtilath), tidak menutup aurat, dan bahkan ada diantaranya yang memanfaatkannya untuk berpacaran. Mereka tidak menyedari, bahawa hal itu sangat berpengaruh pada ibadah puasa mereka amalkan.

b. Saat pergi ke masjid dengan alasan ingin menunaikan ibadah solat tarawih. Bahkan saat keluar menuju ke masjid, ada diantara wanita muslimah yang memakai parfum atau wangi-wangian. Padahal hal ini sangat dilarang dalam syariat Islam. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أيما امرأة استعطرت فمرت على قوم ليجدوا من ريحها فهي زانية

"Siapapun perempuan yang memakai wangi-wangian, lalu ia melewati kaum laki-laki supaya mereka mencium baunya, maka dia adalah wanita penzina". [HR Nasa'i dan lain-lain dan di hasankan oleh Al-Albani]

Masih banyak kebiasaan lain yang juga ditonjolkan oleh kaum muslimin pada bulan Ramadhan. Yang pada dasarnya sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

HIMBAUAN TERBUKA
Kepada para ulama, da'i, pengurus masjid, tokoh masyarakat di kalangan kaum muslimin; hendaklah aktif memberikan nasihat kepada kaum muslimin, untuk menghindari hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan tersebut. Dan secara khusus kepada para orang tua, hendaknya mengawasi anaknya masing-masing, untuk tidak ikut-ikutan melakukan hal tersebut.Ketahuilah, wahai para orang tua. Bahawa anda akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat, tentang tugas anda mengawasi anak-anak anda. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

"Kamu semua adalah penjaga, dan akan ditanya tentang yang dijaganya".

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi, 07/Tahun VII/1424/2003M]

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Hati-Hati Pengguna Bahan Penambah Perisa Makanan

HATI-HATI PENGGUNA BAHAN PENAMBAH PERISA MAKANAN Allah sudah memberi petunjuk melalui utusanNya, Nabi Muhammad dalam Al Quran, mengenai keperluan pokok manusia berupa makanan. Dia Subhanahu wa Ta'ala telah menentukan kaedah cara hidup sihat dengan memerintahkan agar manusia memilih makanan yang baik dan halal, seperti yang dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 168: ياأيها الناس كلوا مما في الأرض حلالا طيبا "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi" Kita semestinya bersyukur atas panduan ini. Sudah jelas, Allah mengarahkan kepada yang terbaik, tidak akan menjerumuskan umatNya. Manusia itu sendiri yang benar-benar lalai dan mengikuti hawa nafsu. Bergesernya pola hidup manusia yang cenderung konsumtif, ingin serba mudah, lebih segera, yang penting enak dirasa oleh lidah tanpa memikirkan kesan-kesan buruk yang bakal muncul dari kebiasaan yang keliru. Tanpa disedari, makanan yang lazat dinikmati, akhirnya meros

Rumahku Syurgaku

RUMAHKU SYURGAKU Abdullah Fahim et.all PENDAHULUAN Dalam keghairahan negara untuk mencapai matlamat pembangunan bangsa yang maju dan dinamik yang bersendirian kepada pembangunan sains dan teknologi, tidak dapat dinafikan akan berlaku kesan-kesan sampingan atau pengaruh–pengaruh negatif dari budaya asing yang boleh merosakkan anak muda, mengugut kestabilan dan kecemerlangan bangsa. Gejala mungkar yang berlaku dalam masyarakat hari ini terutama di kalangan muda mudi seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan dadah, mencuri, malas dan sebagainya adalah di antara bukti yang jelas terhadap perlunya peranan yang mesti dimainkan oleh ibu bapa. Gejala-gejala seperti kerapuhan pegangan agama, kekosongan jiwa, kekurangan daya tenaga dan pemikiran di kalangan muda mudi, krisis rumahtangga, perilaku anak-anak yang liar, tidak ada pegangan hidup, tidak menghormati orang tua, lebih suka kepada kebebasan mutlak dan keseronokan serta hanyut dalam arus pengaruh kebudayaan asing yang lebih banyak merosakka

Hukum Mengambil Gaji Tanpa Bekerja

HUKUM MENGAMBIL GAJI TANPA BEKERJA Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Soalan Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: Saya pekerja di suatu instansi pemerintah, kadang-kadang kami dibayar upah lembur dari kantor kami tanpa menugaskan kami dengan pekerjaan di luar jam kerja dan tanpa kehadiran kami di pejabat. Mereka menganggapnya sebagai insentif pekerja di luar jam kerja, padahal pimpinan instansimengetahui dan mengakuinya. Kami mohon penjelasan, semoga Allah memberi anda kebaikan. Adakah boleh mengambil wang tersebut? Jika tidak boleh, apa yang harus saya perbuat dengan wang-wang yang telah saya terima dahulu yang telah saya pergunakan. Smoga Allah membalas anda denan kebaikan. Jawapan Jika kenyataannya seperti yang anda sebutkan, maka itu suatu kemungkaran, tidak boleh dilakukan, bahkan merupakan pengkhianatan. Yang harus dilakukan adalah mengembalikan wang yang telah anda terima dengan cara seperti itu ke bendahara negara. Jika tidak bisa, maka hendaklah anda menye